Sabtu, 18 Maret 2017

Menuju Desa Bersih Dengan Bank Sampah

Melanjutkan cerita sebelumnya di Desa Duren, yang warga desanya bahu-membahu menjaga alam demi keterjagaan siklus air bersih, saya. Bersama #Bank Sampah Harapan Kita, warga Desa Duren membangun Bank Sampah yang diberi nama Bank Sampah Harapan Kita.
Diresmikan pada 20 Agustus 2017 lalu, Bank Sampah adalah sebuah tempat pengumpulan dan pengelolaan sampah, utamanya plastik, dari seluruh desa yang kemudian dijadikan berbagai barang siap jual. Kreativitas semacam ini mungkin sudah tidak asing lagi ditemui di beberapa daerah di Indonesia. Suatu kali saya pernah melihat tas yang terbuat dari bungkus plastik kopi instan., bahkan membeli koper daur ulang semacam itu.
Di Desa Duren, para perempuan, kebanyakan kaum ibu, meluangkan waktunya untuk berkreasi, menoglah dan memanfaatkan sampah plastik–limbah nonorganik yang tak bisa hancur–menjadi pernak-pernik berdaya pakai dan jual. Beragam barang mereka ciptakan, mulai dari tas gendong, tas laptop, dompet, pakaian, topi, bunga, perhiasan, hingga lampu hias. Lalu, bagaimana menciptakan kesadaran masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik? Sederhana saja. Awalnya, program #Bank Sampah Harapan Kita mengampanyekan untuk membeli tiap sampah non organik. Satu demi satu warga kemudian mengumpulkan sampah, tak asal buang ke sungai atau hutan, dan membawanya ke Bank Sampah Bank Sampah Harapan Kita. Dalam sekejap, Desa Duren berhasil menyortir limbah plastic sebagian  desa.
Para anggota Bank Sampah Berhasil membuat bahan berkualitas,
Kini membeli sampah tak perlu dilakukan lagi. Karena kreativitas para anggota Bank Sampah, kebutuhan sampah meningkat berkali-kali lipat. Permintaan terhadap produk daur ulang mereka melebihi bahan baku yang tersedia. Mau bagaimana lagi, selain dijual di daerah sendiri, produk-produk Desa Duren juga sudah menjelajah ke berbagai tempat.
Saat mengunjungi tempat ini, kita akan terbiasa melihat ibu-ibu dan bapak-bapak bermain dengan jarum dan benang, pula gunting. Plastik berwarna-warni digunting kecil-kecil untuk dijadikan bahan isian tas atau dompet, kemudian dijahit. Hiasan lain juga dibutuhkan untuk membuat kreasi mereka, seperti pita aneka warna dan manik-manik untuk kalung atau gelang.
kami pun diajak untuk mencoba membuat beberapa benda daur ulang. Saya mencoba membuat berbagai kreasi dari guntingan kertas majalah, yang digulung dan direkatkan dengan lem agar menjadi manik-manik. Kreatif sekali,






Tidak ada komentar:

Posting Komentar